Disiplin positif adalah elemen penting dalam budaya positif. Dalam konteks pembelajaran, disiplin positif mengacu pada membimbing murid untuk membangun disiplin diri berdasarkan motivasi internal. Konsep ini sejalan dengan gagasan Ki Hajar Dewantara bahwa disiplin diri penting untuk menciptakan murid yang merdeka. Disiplin diri memungkinkan kita menggali potensi diri dengan tujuan yang berarti. Pendekatan segitiga restitusi dapat digunakan untuk membantu murid memperbaiki kesalahan mereka
Restitusi membantu murid memiliki tujuan, disiplin positif, dan pulih setelah berbuat salah. Tujuan bukanlah untuk menyenangkan orang lain, tetapi menghargai nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Melalui restitusi, murid diajak untuk jujur pada diri sendiri dan mengevaluasi dampak kesalahan.
Terdapat tiga langkah dalam Segititiga Restitusi yaitu 1) menstabilkan identitas; 2) validasi tindakan yang salah; 3) menanyakan keyakinan
Segitiga restitusi memulai dengan menstabilkan identitas anak. Jika anak berbuat salah, itu menandakan kebutuhan dasarnya belum terpenuhi. Bagian dasar segitiga bertujuan mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Penting untuk meyakinkan mereka dengan mengatakan bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan kita sendiri pernah melakukan kesalahan. Ketika anak dalam kondisi emosional, otaknya tidak bisa berpikir rasional, maka stabilisasi identitas anak dilakukan. Kita membantu anak tenang dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah dengan memahami kebutuhan dasar di baliknya. Setiap tindakan manusia, baik atau buruk, memiliki maksud atau tujuan tertentu. Menolak anak yang berbuat salah hanya akan memperburuk masalah. Penting bagi kita untuk memahami alasan di balik tindakan tersebut sehingga anak merasa dipahami
Langkah ketiga dalam segitiga restitusi adalah menanyakan keyakinan anak. Teori kontrol menyatakan bahwa motivasi manusia berasal dari dalam diri. Setelah langkah pertama dan langkah kedua berhasil dilakukan, anak siap untuk terhubung dengan nilai-nilai yang mereka yakini dan menjadi pribadi yang diinginkan. Penting bagi guru untuk menanyakan kepada anak tentang visi masa depan yang mereka inginkan. Dengan menemukan gambaran masa depan tersebut, guru dapat membantu mereka tetap fokus dan mewujudkannya. Melalui segitiga restitusi, anak dapat menjadi murid yang merdeka, mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Link Aksi Nyata Modul 1.4 Calon Guru Penggerak Rekognisi
Laporan aksi nyata modul 1.4 oleh Masri Masri
Laporan aksi nyata modul 1.4 oleh Masri Masri
Link PMM https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/320251